Mikrozonasi di Daerah Plampang, Nusa Tenggara Barat
DOI: http://dx.doi.org/10.55981/eksplorium.2021.6243
Abstract
ABSTRAK Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah dengan aktivitas kegempaan yang tinggi. Fenomena ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik sebagai akibat pertemuan Lempeng Eurasia-Australia (zona subduksi) di bagian selatan dan Sesar Flores di bagian utara serta adanya keberadaan sesar-sesar lokal. Terkait dengan rencana pengembangan kawasan Samota di Pulau Sumbawa, NTB, perlu dilakukan suatu kajian kegempaan. Tujuan penelitian ini adalah memetakan indeks kerentanan seismik (Kg) melalui pengukuran mikrotremor dengan analisis menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR). Hasil penelitian berupa peta kerentanan seismik daerah Plampang yang menunjukkan bahwa sisi utara lokasi penelitian memiliki indeks kerentanan seismik rendah yang ditandai dengan nilai amplifikasi kurang dari tiga jika dibandingkan daerah lainnya. Geologi sisi utara lokasi penelitian tersusun oleh batuan gunung api dengan karakteristik batuan keras, ketebalan sedimen sangat tipis, dan tersusun atas batuan Tersier atau lebih tua. Peta kerentanan seismik berguna sebagai acuan dalam mitigasi gempa bumi untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan.
ABSTRACT Nusa Tenggara Barat (NTB) Province is an area with intense seismic activity. This phenomenon is caused by tectonic activity as the result of the convergency of the Eurasia-Australia Plates (subduction zone) in the south and the Flores Fault in the north as well as the presence of local faults. Regarding the plan to develop the Samota area in Sumbawa Island, NTB, a study concerning earthquakes should be done. The purpose of this study is to map the seismic vulnerability index (Kg) through microtremor measurement by using the Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) analysis method. The result of the study is a seismic vulnerability map of the Plampang area which its northern part has a low seismic vulnerability index indicated by the amplification factor value of less than three compared to other areas. The geology of the northern part of the Plampang area consists of volcanic rocks which has hard rock characteristic, very thin sediment thickness, and composed of Tertiary or older rocks. Seismic vulnerability maps can be useful as a reference for earthquake mitigation to reduce its risks.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
[1] Sungkono dan B. J. Santosa, “Karakterisasi Kurva Horizontal-To-Vertical Spectral Ratio: Kajian Literatur Dan Permodelan,” J. Neutrino, vol. 4, no. 1, hal. 1–15, 2011, doi: 10.18860/neu.v0i0.1662.
[2] Sunaryo, H. U. Mala, dan A. Prasetio, “Earthquake Microzonation Study on Batu Besi Dam of Nuha, East Luwu, South Sulawesi, Indonesia,” Int. J. GEOMATE, vol. 15, no. 48, hal. 148–154, 2018.
[3] M. Herak, “Model HVSR — A Matlab tool to model horizontal-to-vertical spectral ratio of ambient noise,” Comput. Geosci., vol. 34, no. 11, hal. 1514–1526, 2008, doi: 10.1016/j.cageo.2007. 07.009.
[4] J. Saita, M. Bautista, dan Y. Nakamura, “On Relationship Between The Estimated Strong Motion Characteristics Of Surface Layer And The Earthquake Damage,” in 13 th World Conference on Earthquake Engineering, 2004, no. 905, hal. 1–7.
[5] R. Carniel, P. Malisan, F. Barazza, dan S. Grimaz, “Improvement of HVSR technique by wavelet analysis,” Soil Dyn. Earthq. Eng., vol. 28, no. 4, hal. 321–327, 2008, doi: 10.1016/j.soildyn.2007. 06.006.
[6] J. W. Lane Jr., E. A. White, G. V. Steele, dan J. C. Cannia, “Estimation of Bedrock Depth Using the Horizontal‐to‐Vertical (H/V) Ambient‐Noise Seismic Method,” in Environmental and Engineering Geophysical Society, 2009, hal. 490–502, doi: 10.4133/1.2963289.
[7] P. Guéguen, J. L. Chatelain, B. Guillier, dan H. Yepes, “An indication of the soil topmost layer response in Quito (Ecuador) using noise H/V spectral ratio,” Soil Dyn. Earthq. Eng., vol. 19, no. 2, hal. 127–133, 2000, doi: 10.1016/S0267-7261(99)00035-4.
[8] A. Sudradjat, S. A. Mangga, dan N. Suwarna, “Peta Geologi Lembar Sumbawa, Nusatenggara,” Bandung, 1998.
[9] M. Mirzaoglu dan U. Dykmen, “Application of microtremors to seismic microzoning procedure,” J. Balk. Geophys. Soc., vol. 6, no. 3, hal. 143–156, 2003.
[10] M. Sutrisna, C. Sulaeman, dan N. D. Ardi, “Microtremor Methode for Microzonation in Cilacap City,” J. Online Fis., vol. 3, no. 2, hal. 1–13, 2015.
[11] K. Konno dan T. Ohmachi, “Ground-Motion Characteristics Estimated from Spectral Ratio between Horizontal and Vertical Components of Microtremor,” Bull. Seismol. Soc. Am., vol. 88, no. 1, hal. 228–241, 1998.
[12] Daryono, Sutikno, J. Sartohadi, Dulbahri, dan K. S. Brotopuspito, “Pengkajian Local Site Effect di Graben Bantul Menggunakan Indeks Kerentanan Seismik Berdasarkan Pengukuran Mikrotremor,” J. Kebencanaan Indones., vol. 2, no. 1, hal. 456–467, 2009.
[13] S. S. Arifin, “Penentuan Zona Rawan Guncangan Bencana Gempa Bumi Berdasarkan Analisis Amplifikasi HVSR Mikrotremor dan Analisis Periode Dominan Daerah Liwa dan Sekitarnya,” J. Geofis. Eksplor., vol. 2, no. 1, hal. 30–40, 2018.
[14] Saadudin, Sismanto, dan Marjiyono, “Pemetaan Indeks Kerentanan Seismik Kota Padang Sumatera Barat Dan Korelasinya Dengan Titik Kerusakan Gempabumi 30 September 2009,” in Seminar Nasional Kebumian Ke-8, 2015, hal. 459–466.
[15] N. Sitorus, S. Purwanto, dan W. Utama, “Analisis Nilai Frekuensi Natural dan Amplifikasi Desa Olak Alen Blitar Mengguakan Metode Mikrotremor HVSR,” J. Geosaintek, vol. 03, no. 02, hal. 89–92, 2017.
[16] A. I. Hadi, M. Farid, dan Y. Fauzi, “Pemetaan Percepatan Getaran Tanah Maksimum dan Kerentanan Seismik Akibat Gempa Bumi untuk Mendukung Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Bengkulu,” SIMETRI, J. Ilmu Fis. Indones., vol. 1, no. 2D, hal. 81–86, 2012.
[17] R. A. Murdiantoro, Sismanto, dan Marjiyanto, “Pemetaan Daerah Rawan Kerusakan Akibat Gempabumi di Kotamadya Denpasar dan Sekitarnya dengan Menggunakan Analisis Mikrotremor Studi Kasus : Gempabumi Seririt 14 Juli 1976,” J. Fis. Indones., vol. 20, no. 2, hal. 36–41, 2016.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright EKSPLORIUM: Buletin Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir (e-ISSN 2503-426x p-ISSN 0854-1418)
National Research and Innovation Agency (BRIN), KA. B.J. Habibie, Jl. M.H. Thamrin No.8, Jakarta, 10340, Indonesia.