Dampak Jatuhan Debu Radioaktif: Kajian Tingkat Radioaktivitas Sr-90 dan Cs-137 Dalam Biota Laut

B.Y. Eko Budi Jumpeno

Sari


Bahwa percobaan bom nuklir di atmosfer yang telah dilakukan oleh beberapa negara sejak tahun 1945 menimbulkan lepasan radioisotop ke udara. Demikian juga terjadinya kecelakaan reaktor nuklir. Lepasan radioisotop ini kemudian akan terkondensasi dan terdeposisi ke darat dan laut. Lepasan radioisotop ini disebut jatuhan debu radioaktif (fall out). Melalui rantai makanan radioisotop akan dapat meningkatkan tingkat radioaktivitas biota laut. Taku Koyanagi telah melakukan penelitian tingkat radioaktif Sr-90 dan Cs-137 dalam air laut dan daging ikan di laut Jepang, arus Kuroshio serta arus Oyashio. Ternyata tingkat radioaktivitas (aktivitas spesifik) air laut dan daging ikan mencapai puncak antara tahun 1962 s.d. 1964. Pengukuran ini sesuai dengan tingkat radioaktivitas lepasan radioisotop ke udara (fall out) yang memuncak sekitar tahun enampuluhan. Meningkatnya tingkat radioaktivitas biota laut mengandung potensi bahaya jika biota laut itu menjadi produk laut yang dikonsumsi oleh manusia, karena radioisotop itu mungkin akan terdeposisi dalam target organ dan menimbulkan kerusakan organ akibat radiasi yang dipancarkannya.


Teks Lengkap:

PDF

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.