FAKTOR KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR: SEBUAH PENILAIAN TERHADAP KONTRAKTOR PEMBANGUNNYA
DOI: http://dx.doi.org/10.17146/jpen.2002.4.1.2040
Sari
ABSTRAK
FAKTOR KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR: SEBUAH PENILAIAN TERHADAP KONTRAKTOR PEMBANGUNNYA. Pengkajian dan pengevaluasian suatu sistem pembangkit tenaga listrik memegang peranan yang sangat penting baik dalam pengoperasian sistem yang sudah terpasang maupun dalam perencanaan sistem pada masa datang, yang kesemuanya itu ditujukan untuk dapat menyediakan energi listrik kepada pelanggan secara berkesinambungan, berkualitas, serta berdaya saing ekonomi yang tinggi. Permasalahan utama yang biasa dihadapi oleh pembeli instalasi pembangkit listrik adalah bagaimana bisa memilih pembangkit yang berunjuk kerja baik sehingga dari aspek ekonomi, pemilik pembangkit tidak dirugikan oleh karena salah dalam memilih, yakni karena buruknya unjuk kerja dari pembangkit yang dibangun. Unjuk kerja dari suatu pembangkit listrik dapat diukur dengan parameter teknis tertentu. Salah satu parameter yang dapat menunjukkan ukuran unjuk kerja pembangkit adalah faktor kapasitas. Tulisan ini menyajikan bagaimana unjuk kerja kontraktor pembangun pembangkit listrik ditinjau dari faktor kapasitas pembangkitnya. Jenis PLTN yang dipelajari dibatasi, yakni hanya untuk jenis PWR {Pressurized Water Reactor, reaktor air ringan bertekanan) dan PHWR {Pressurized Heavy Water Reactor, reaktor air berat bertekanan). Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah studi literatur. Studi ini melibatkan 231 unit reaktor pembangkit listrik dengan jenis PWR dan PHWR. Jumlah reaktor ini telah mengakumulasi umur operasi sebesar 3.498 reaktor tahun dan dibangun oleh 10 kontraktor besar. Dari hasil studi ini dapat disebutkan bahwa untuk klasifikasi daya 400 - 800 MWe KWU merupakan kontraktor yang memiliki unjuk kerja PLTN paling baik, yakni sebesar 79,97%, disusul oleh SKODA (79,70%), AEE (76,56%), MHI (74,08%), AECL (71,79%), Westinghouse (71,64%), CE (71,37%) dan DAE (48,54%). Untuk klasifikasi daya 801 - 1000 MWe MHI merupakan kontraktor yang memiliki unjuk kerja PLTN paling baik, yakni sebesar 83,42%, disusul oleh KWU (79.41%), Westinghouse (73,74%), AECL (71,87%), Framatome (71,03%), CE (67,80%), B&W (67,77%) dan AEE (42,81%), sedangkan untuk klasifikasi daya lebih besar dari 1000 MWe MHI merupakan kontraktor yang memiliki unjuk kerja PLTN paling baik, yakni sebesar 82,17%, disusul oleh KWU (79,72%), CE (74,85%), Westinghouse (67,93%), dan Framatome (66,47%).
ABSTRACT
CAPACITY FACTOR OF NUCLEAR POWER PLANT: AN EVALUATION OF THE CONTRACTOR. Assessment and evaluation of a power plant play an important role in either when the plants have been operating or in the electrical system planning. This all should be directed to fulfill the energy demand with better quality, sustainability and high economic competitiveness. The main problem that is usually faced by the utility is how to select the better performing plant in order to give more benefit. Performance of power plant could be measured by technical parameter, such as capacity factor. This paper describes how contractors are compared by means of the capacity factor of plants which they have constracted. The scope of this study are limited by the type of reactor, namely PWR {Pressurized Water Reactor) and PHWR {Pressurized Heavy Water Reactor). Literature study is used. The study covers 231 units which has accumulated 3,498 reactor years of nuclear power plant operation and also covers 10 main contractors in the world. The result are: for 400 - 800 MWe class. KWU is the best contractor with capacity factor of 79.97%, and follow by SKODA (79.70%), AEE (76.56%), MHI (74.08%). AECL (71.79%), Westinghouse (71.64%), CE (71.37%) and DAE (48.54%). For 801 - 1000 MWe class, MHI is the best contractor with the capacity factor of 83.42%, and follow by KWU (79.41%), Westinghouse (73.74%), AECL (71.87%), Framatome (71.03%), CE (67.80%), B&W (67.77%) and AEE (42.81%). For more than 1000 MWe class, where there are only 5 contractors, MHI is again the best contactor with the capacity factor of 82.17%, and follow by KWU (79.72%), CE (74.85%), Westinghouse (67.93%), and Framatome (66.47%).
Teks Lengkap:
PDFRefbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.