KAJIAN RISIKO KOMPARATIF TERHADAP PEMBANGKITAN LISTRIK BATUBARA DAN NUKLIR
DOI: http://dx.doi.org/10.17146/jpen.2004.6.2.1933
Sari
ABSTRAK
KAJIAN RISIKO KOMPARATIF TERHADAP PEMBANGKITAN LISTRIK BATUBARA DAN NUKLIR. Penelitian ini mengkaji hasil-hasil studi perbandingan risiko dalam pembangkitan listrik yang pemah dilakukan, terutama terhadap jenis pembangkit berbahan-bakar batubara dan pembangkit nuklir. Risiko yang dihitung meliputi risiko terhadap pekerja dan publik di sekitar pembangkit. Risiko tersebut memperhitungkan setiap tahapan dalam pembangkitan listrik, mulai dari tahap ekstraksi bahan-bakar, transportasi bahan-bakar, hingga operasi pembangkit. Khusus untuk kasus pembangkit listrik tenaga nuklir, ikut pula disertakan risiko dalam pemrosesan ulang (re-processing) dan pengelolaan limbah. Kajian ini menitikberatkan pada pembangkit listrik tenaga batubara dan nuklir, mengingat peran batubara yang akan semakin meningkat di Indonesia dan tersedianya potensi pembangkitan listrik tenaga nuklir untuk pemenuhan beban dasar kebutuhan listrik di Jawa, Madura, dan Bali. Disimpuikan bahwa tidak ada pembangkitan listrik yang tidak membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan bahwa PLTN memiliki risiko yang relatif lebih kecil terhadap pekerja dan masyarakat daripada PLTU batubara dalam hal risiko kematian, cedera, sakit dan kehilangan jam kerja, bahkan termasuk risiko paparan terhadap unsur radioaktif dan penyakit-penyakit yang menyertainya.
ABSTRACT
COMPARATIVE RISK ASSESSMENT ON COAL AND NUCLEAR POWER GENERATION. This paper discusses the result of different studies on the comparative risk associated with different mode of power generations, especially fossil fueled coal power plant and nuclear power plant. The risk term includes that of the public around the power plant and the worker. Risk is considered in all stages including fuel extraction, transportation, and plant operation. In the case of nuclear power, the risk in fuel reprocessing is also being considered. The assessment is focused on coal and nuclear power plant primarily because the role of coal power will increase in the future to meet the demand in Java, Madura, and Bali, and the presence of nuclear generation technology as an alternative source of electricity. It is concluded that all mode of electricity generation poses some risk (negative impact) to the environment. It is also a fact that nuclear generation poses smaller risk to the worker and public compared to coal generation in terms of death, injuries, illnesses, and worktime loss, including the risk toward radioactive exposure and subsequent diseases.
Teks Lengkap:
PDFRefbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.