STUDI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK WILAYAH BATAM DENGAN OPSI NUKLIR
DOI: http://dx.doi.org/10.17146/jpen.2009.11.2.1438
Sari
ABSTRAK
STUDI PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN LISTRIK WILAYAH BATAM DENGAN OPSI NUKLIR. Sebagai kawasan ekonomi khusus yang menitikberatkan pada sektor industri dan jasa, Batam membutuhkan dukungan energi listrik yang ekonomis dan handal. Saat ini, beberapa pembangkit di Batam masih merupakan pembangkit diesel yang kedudukannya semakin tergeser oleh pembangkit gas. Pertumbuhan beban yang mencapai 9,5% per tahun, seperti dinyatakan dalam RUPTL Batam tahun 2008, menyebabkan Batam akan kekurangan pembangkit pada awal tahun 2020. Keadaan ini membutuhkan pengembangan sistem pembangkitan. Jenis pembangkit yang akan dimasukkan (kandidat pembangkit) dalam rencana pengembangan sistem antara lain PLTU batu bara, PLTGU, dan PLTN, masing-masing sebesar 100 MWe. Studi dilakukan menggunakan paket program WASP-IV dari IAEA. Dasar pengembangan sistem adalah total biaya terkecil dari keseluruhan biaya yang meliputi biaya kapital, biaya bahan bakar, biaya operasi dan pemeliharaan, nilai sisa investasi di akhir masa operasi, dan biaya energi tak terlayani. Berdasarkan prinsip ini, WASP akan mencari kombinasi kandidat pembangkit sedemikian sehingga total biaya yang dibutuhkan minimum. Studi dilakukan untuk periode waktu 2008-2027 dengan discount rate 10% dan harga bahan bakar gas dan batubara dikorelasikan dengan harga minyak 60 US$/barrel. Berdasarkan hasil studi, PLTN dapat masuk ke dalam sistem pada tahun 2020 sebanyak 1 unit dengan penambahan rata-rata sebanyak 1 unit per tahun sehingga pada akhir tahun 2027 terdapat 8 unit PLTN terpasang. Sementara itu PLTU batubara masuk sebanyak 2 unit saja dan PLTGU tidak sama sekali.
Kata kunci: pengembangan sistem kelistrikan, Batam, PLTN
ABSTRACT
GENERATION SYSTEM EXPANSION PLANNING OF BATAM WITH NUCLEAR OPTION. As a special economy region, Batam needs a reliable and economic support of electricity. Some generating plants in Batam are still oil based, which slowly are taken place by gas plants. Batam electricity demand growth as much as 9.5% per annum, as stated by RUPTL Batam 2008, has lead to lack of electricity in the early 2020. Thus, generation expansion is an urgent need. Using IAEA’s tool, WASP-IV, a study to derive a generation expansion plan is conducted. The candidate plants to compete in the study are coal fired power plant, combined-cycle gas power plant, and nuclear power plant (NPP), each of which is 100 MW in capacity. The expansion is based on the least cost out of the total of capital cost, fuel cost, operation and maintenance cost, salvage values, and the cost of energy not served. According to that principal WASP will look up for the cheapest combination among the three candidates. The study period is 2008 – 2027, discount rate 10%, and the price of gas and coal are based on the correlation with oil price as much as 60 US$/barrel. The WASP output shows that nuclear is available as soon as 2020 for one unit. The number of NPP adds up by 1 unit per annum in average, and the total of NPP at the end of 2027 reach 8 units. Meanwhile, coal power plants are available in the late 2 years by 2 units only and gas power plants are none.
Keywords: generation system expansion, Batam, NPP
Teks Lengkap:
PDFRefbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.