PENGGUNAAN [3H]-LEUSIN UNTUK MEMPELAJARI SENYAWA KOMPLEKS PERSEITOL·K+ YANG DIISOLASI DARI BENALU ALUS Scurrula fusca SEBAGAI INHIBITOR SINTESIS PROTEIN PADA SEL
DOI: http://dx.doi.org/10.17146/jair.2005.1.1.574
Sari
merupakan faktor esensial dalam aktivitasnya sebagai inhibitor sintesis protein oleh sel kanker. Percobaan yang sama yang dilakukan terhadap berbagai komposisi campuran senyawa perseitol (3) dan ion K+ dengan perbandingan molar 24:1, 22:1, 20:1, dan 18:1 menunjukkan bahwa komposisi perseitol : K+ = 20:1 memberikan aktivitas inhibisi tertinggi terhadap sintesis protein yaitu 40% pada konsentrasi 10-4 M. Aktivitas inhibisi ini lebih tinggi dibandingkan cycloheximide sebagai kontrol positif (25% inhibisi pada 0.5×10-6 M). Hal ini diduga pada komposisi perbandingan molar tersebut, perseitol (3) dan ion K+ membentuk senyawa kompleks perseitol·K+ seperti isolat benalu alus. Selain pengaruh keberadaan ion K+, perbandingan molar 20:1 merupakan faktor yang sangat berperan dalam aktivitasnya sebagai inhibitor sintesis protein oleh sel kanker
Teks Lengkap:
PDFRefbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Ruang Lingkup:
Aplikasi isotop dan radiasi di bidang pertanian, kesehatan, pangan, industri, lingkungan dan aplikasi terkait bidang lainnya
Copyright:
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi (A Scientific Journal for the Applications of Isotopes and Radiation)
p-ISSN 1907-0322
e-ISSN 2527-6433
_____________________________________________________________________________________________________
http://jurnal.batan.go.id/index.php/jair_____________________________________________________________________________________________________