Biosolubilisasi Lignit Mentah Hasil Iradiasi Gamma dan oleh Trichoderma asperellum
DOI: http://dx.doi.org/10.17146/jair.2012.8.1.491
Sari
Biosolubilisasi batubara adalah proses mengubah padatan batubara menjadi bahan bakar cairdengan bantuan mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkanbiosolubililisasi batubara lignit hasil iradiasi gamma (10 kGy) dengan lignit mentah olehkapang terseleksi Trichoderma asperellum. Perlakuan terdiri dari A (MSS + lignit iradiasigamma 5% + T. asperellum) dan B (MSS + lignit mentah 5% + T. asperellum) dengan kultursub-merged. Parameter yang diukur adalah pH medium, kolonisasi, analisis logam denganAnalisis Aktivasi Netron (AAN) dan produk biosolubilisasi dengan menggunakanspektrofotometer UV-Vis 250nm and 450nm. Sampel yang memiliki tingkat biosolubilisasitertinggi akan dianalisis lanjut dengan FTIR dan GCMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwatingkat biosolubilisasi kapang T. asperellum pada lignit mentah (B) lebih tinggi dibandingkandengan lignit iradiasi gamma (A) berdasarkan karakteristika produk biosolubilisasi batubaralignit yang meliputi analisis senyawa fenolik dan aromatik terkonjugasi. Analisis logammenunjukkan terjadinya pengurangan kandungan logam batubara saat proses biosolubilisasi.Analisis produk biosolubilisasi dengan FTIR memperlihatkan kemiripan spektra pada keduaperlakuan. Analisis GCMS menunjukkan kisaran jumlah rantai karbon yang terdeteksi padaproduk biosolubilisasi untuk perlakuan A dan B adalah C6 — C35 dan C10 — C35 yang didominasioleh senyawa asam aromatik, alifatik dan fenil ester. Produk biosolubilisasi pada keduaperlakuan dapat digunakan sebagai pengganti minyak bumi dan direkomendasikan untukdilakukan deoksigenasi sehingga kualitas bahan bakar dapat ditingkatkan.
Biosolubilization is a promising technology for converting solid coal to liquid oilby addition of microorganism. Aim of this research is to compare between gamma irradiatedlignite (10 kGy) with raw lignite in biosolubilization by selected fungi Trichoderma asperellum.Treatments were A (MSS + gamma irradiated lignite 5% + T. asperellum) and B (MSS + rawlignite 5% + T. asperellum) with sub-merged culture. There were two parameters observed i.e.biosolubilization product based on absorbance value at 250nm and 450nm and metal analysis byneutron activation analysis (NAA). The highest biosolubilization will be analyzed by FTIR andGCMS. The results showed that biosolubilization of raw lignite (B) was higher than sterilizedlignite (A) based on absorbance value at 250nm and 450nm. The metal of lignite was decreasedafter incubation. FTIR analysis showed that both of treatment had similar spectra onbiosolubilization products. GCMS analysis showed that both of treatment had differentnumber of hydrocarbon, i.e. C6 — C35 (A) and C10 — C35 (B) and dominated by aromatic acids aliphatic and phenylethers. Both of treatment product had the potency as oil substituted butits recommended to deoxygenate for higher quality.
Teks Lengkap:
PDFRefbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
Ruang Lingkup:
Aplikasi isotop dan radiasi di bidang pertanian, kesehatan, pangan, industri, lingkungan dan aplikasi terkait bidang lainnya
Copyright:
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi (A Scientific Journal for the Applications of Isotopes and Radiation)
p-ISSN 1907-0322
e-ISSN 2527-6433
_____________________________________________________________________________________________________
http://jurnal.batan.go.id/index.php/jair_____________________________________________________________________________________________________