Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
https://jurnal.batan.go.id/index.php/urania
<p>Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir adalah wahana informasi tentang daur bahan bakar nuklir yang berisi hasil penelitian ekperimen maupun kajian, berupa pengembangan dan tulisan ilmiah terkait. Terbitan pertama kali pada tahun 1995 dengan frekuensi terbit sebanyak empat kali dalam setahun yakni pada bulan Januari, April, Juli dan Oktober.</p><p>Sementara itu, mulai tahun 2011, Urania : Jurnal Daur Bahan Bakar Nuklir terbit tiga kali dalam setahun, yaitu Februari, Juni dan Oktober hingga mulai tahun 2023 terbit dua kali, yaitu pada bulan April dan Oktober setiap tahunnya.</p><p> </p><p> </p>websiteid-IDUrania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir25280473<p><img src="/public/site/images/urania/logo-cc13.png" alt="" /></p><p>Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir menganut lisensi <strong><a title="by-nc-sa" href="https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/legalcode.id" target="_blank">Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa</a>.</strong></p>ANALISA DAN INTERPRETASI DATA HASIL UJI TAK MERUSAK DALAM RANGKA PENGEMBANGAN BASIS DATA POTENSI CACAT PADA PELET UO2
https://jurnal.batan.go.id/index.php/urania/article/view/7001
<p>Pengembangan bahan bakar nuklir baik untuk reaktor riset dan daya telah menjadi fokus penelitian Pusat Riset Teknologi Daur Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif (PRTDBBNLR), mulai dari tahap fabrikasi, uji pra-iradiasi, iradiasi dan uji pasca-iradiasi. Sebagai satu-satunya fasilitas uji pasca-iradiasi di Asia Tenggara, Instalasi Radiometalurgi (IRM) dituntut untuk siap melakukan evaluasi unjuk kerja bahan bakar nuklir, salah satunya adalah <em>short pin PWR-fuel</em> berisi UO<sub>2</sub> yang saat ini sedang dalam tahap proses iradiasi. Salah satu upaya untuk yang dilakukan IRM adalah dengan mengembangkan teknik uji tak merusak, baik metode, analisis, interpretasi maupun inventarisasi terhadap potensi cacat yang mungkin terjadi secara sistemik pada <em>short pin PWR-fuel</em> berisi pelet UO<sub>2</sub>. Tujuan penelitian ini adalah menginventarisasi metode dan data potensi cacat pada pelet UO<sub>2</sub> untuk basis data pengujian pasca-iradiasi.Karakterisasi dilakukan terhadap lima sampel pelet UO<sub>2</sub> pra-iradiasi dengan variasi kondisi sinter/mentah, baik/cacat dan perbedaan pengayaan uranium (3%, 4%, dan 5%) menggunakan metode uji visual dan radiografi sinar-X digital. Pengamatan visual mampu memberikan interpretasi awal mengenai kondisi permukaan pelet UO<sub>2</sub>. Radiografi sinar-X digital dioperasikan pada tegangan 150 kV dan arus 1800 µA untuk menghasilkan citra digital yang kemudian akan dilakukan proses <em>image enhancement</em> menggunakan <em>image processor</em> dalam rangka interpretasi pelet UO<sub>2</sub>. Pengujian menggunakan radiografi sinar-X digital dan proses <em>image enhancement</em> menambah informasi hasil interpretasi pelet UO<sub>2</sub>. Retak dan lubang pada permukaan pelet UO<sub>2</sub> telah dapat dipetakan, begitu pula telah didapatkan analisis perbedaan pengayaan uranium yang dapat diamati dari grafik <em>gray value</em>. Seluruh informasi terkait metode analisis dan hasil interpretasi pada penelitian ini telah dapat digunakan sebagai basis data untuk menentukan kondisi pelet UO<sub>2</sub> di dalam kelongsong <em>short pin</em> <em>PWR-fuel</em> pasca-iradiasi.</p><p><strong>Kata kunci</strong>: Uji tak merusak, pelet UO<sub>2</sub>, uji visual, radiografi sinar-X digital, basis data.</p>Refa ArtikaHelmi Fauzi RahmatullahYusuf Gigih WicaksonoSri IsmarwantiRohmad Sigit
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-12-272023-12-27292637010.17146/urania.2023.29.2.7001KOMPARASI PERFORMA MONITOR RADIASI GAMMA DALAM PEMANTAUAN RADIASI REAL–TIME
https://jurnal.batan.go.id/index.php/urania/article/view/6981
<p>Badan Riset dan Inovasi Nasional memiliki fasilitas riset yang digunakan untuk penelitian terhadap bahan nuklir yang memiliki potensi bahaya radiasi yang dapat membahayakan pekerja. Untuk mengurangi potensi bahaya radiasi, dilakukan pemantauan radiasi secara rutin oleh pekerja. Untuk mengoptimalkan pemantauan radiasi tersebut, dilakukan pengembangan 3 (tiga) buah monitor radiasi dengan menggunakan 1 (satu) detektor radiasi Sintilasi (S) dan 2 (dua) buah detektor GM (GM dan GMT) yang nantinya dapat terpasang dan memantau radiasi secara <em>real-time. </em>Pengujian terhadap 3 (tiga) monitor radiasi yang dikembangkan dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui keakuratan pengukuran masing-masing monitor radiasi. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian regresi linear untuk mendapatkan model konversi dari satuan cacah per detik ke satuan mikrosievert per jam. Selain itu, dilakukan pengujian ANOVA untuk melihat apakah ada perbedaan signifikan antara pengukuran laju dosis dari ketiga monitor radiasi dibandingkan dengan surveymeter yang telah terkalibrasi. Pengujian Tukey HSD dilakukan untuk menguji masing-masing monitor radiasi hasil pengembangan dan dibandingkan dengan surveymeter yang terkalibrasi. Hasil pengujian regresi linear antara surveymeter (GS) dengan ketiga monitor radiasi didapatkan koefisien determinasi diatas 0,95. Pengujian ANOVA yang dilakukan didapatkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil pengukuran laju dosis radiasi yang signifikan dari masing masing monitor radiasi. Hasil pengujian Tukey HSD menunjukkan bahwa hanya salah satu monitor radiasi yang memiliki rata-rata nilai pengukuran laju dosis radiasi yang tidak berbeda secara signifikan dengan rata-rata nilai pengukuran laju dosis radiasi dari surveymeter terkalibrasi. Oleh karena itu monitor radiasi GMT yang telah dikembangkan merupakan monitor radiasi yang telah layak untuk digunakan dalam pemantauan radiasi pada fasilitas riset bahan nuklir.</p><p><strong>Kata kunci</strong>: Detektor radiasi, regresi linear, ANOVA</p>Rokhmat ArifiantoRobi SulaimanSlamet SlametRicard Parulian HutabaratRoni Cahya CiputraFrederikus Dian Indrastomo
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-12-272023-12-27292718610.17146/urania.2023.29.2.6981VERIFIKASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS 153Sm MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR MULTITIPE
https://jurnal.batan.go.id/index.php/urania/article/view/6836
<p>Verifikasi pengukuran dilakukan untuk menjaga validitas data hasil pengukuran. Pada penelitian ini telah dilakukan verifikasi pengukuran radioaktivitas <sup>153</sup>Sm menggunakan alat <em>dose calibrator</em> dengan lima tipe yang berbeda, yaitu <em>dose calibrator</em> Atomlab 100, Atomlab 300, Atomlab 400, Atomlab 500, dan Capintec CRC-tr5. Parameter verifikasi meliputi akurasi, presisi, kelinieran, <em>Limit of Detection</em> (LOD), dan <em>Limit of Quantification</em> (LOQ). Pada pengujian akurasi, alat <em>dose calibrator</em> Atomlab 300 ditetapkan sebagai alat standar untuk menguji akurasi hasil pengukuran alat yang lain. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa semua alat ukur memiliki <em>er</em><em>r</em><em>or</em> akurasi kurang dari 3%, namun setelah dilakukan uji t, ternyata hanya <em>dose calibrator</em> Atomlab 400 yang nilai t<sub>hitung</sub> kurang dari t<sub>tabel</sub>, sedangkan Atomlab 100, Atomlab 500, dan Capintec CRC-tr5 t<sub>hitung</sub> lebih besar daripada t<sub>tabel</sub>. Pada uji presisi diperoleh hasil bahwa kelima tipe alat <em>dose calibrator</em> memiliki presisi yang baik. Kelima alat tersebut memiliki nilai kelinieran yang baik untuk pengukuran Sm-153 radioaktivitas 20-140 mCi. Nilai LOQ <em>dose calibrator</em> Atomlab 100 = 8,48 µCi, Atomlab 300 = 5,08 µCi, Atomlab 400 = 8,66 µCi, Atomlab 500 = 8,78 µCi, dan Capintec CRC-tr5 = 7,23 µCi. Nilai LOD <em>Dose calibrator</em> Atomlab 100 = 2,54 µCi, Atomlab 300 = 1,52 µCi, Atomlab 400 = 2,59 µCi, Atomlab 500 = 2,64 µCi, dan Capintec CRC-tr5 = 2,17 µCi. Hal ini menunjukkan bahwa kelima alat tersebut memiliki validitas pengukuran yang baik dengan kepercayaan pengukuran 95%, namun untuk Atomlab 100, 500, dan Capintec CRC-tr5 hasil pengukurannya perlu dikalikan faktor koreksi.<strong></strong></p><p><strong>Kata kunci</strong>: <em>Dose calibrator</em>, verifikasi, radioaktivitas, <sup>153</sup>Sm</p><p> </p>Ligwina Dita PertiwiMaskur MaskurYanto YantoNuha FairusyaNuri Jannati Wahyu Ekaningsih
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-10-312023-10-31292879410.17146/urania.2023.29.2.6836ADSORPSI URANIUM TERLARUT OLEH KOMPOSIT AMMONIUM DIHYDROGEN PHOSPHATE/ZEOLIT
https://jurnal.batan.go.id/index.php/urania/article/view/6974
<p>Zeolit merupakan salah satu mineral aluminosilikat yang banyak dipelajari sebagai material penjerap untuk pengelolaan limbah cair. Mineral ini juga banyak dipelajari untuk pengelolaan limbah cair dari industri nuklir, termasuk di antaranya sebagai penjerap uranium dari limbah cair. Pengelolaan limbah cair yang mengandung uranium ini diperlukan pada setiap tahapan daur bahan bakar nuklir. Modifikasi zeolit, yang dapat dilakukan secara fisika atau kimia, telah dilaporkan dapat meningkatkan kemampuan adsorpsinya. Dalam penelitian ini dilakukan peningkatan kemampuan zeolit dengan menambahkan <em>a</em><em>mmonium </em><em>d</em><em>ihydrogen </em><em>p</em><em>hosphate</em> (ADP) sehingga terbentuk komposit ADP/zeolit untuk adsorpsi uranium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kemampuan komposit ADP/zeolit sebagai penjerap uranium dari limbah cair. Zeolit alam dari Lampung digunakan sebagai material awal. Material komposit dipreparasi dengan mencampurkan ADP dan zeolit dalam labu didih. Komposit ADP/zeolit yang diperoleh dikarakterisasi dengan XRD dan selanjutnya digunakan untuk percobaan adsorpsi uranium yang dilakukan dengan metode <em>batch</em>. Hasil penelitian menunjukkan mineral utama pada zeolit yang digunakan adalah klinoptilolit. Keberhasilan preparasi komposit ADP/zeolit dibuktikan melalui pola difraksi XRD. Hasil eksperimen ditunjukkan dengan kinetika adsorpsi uranium oleh komposit ADP/zeolit yang berlangsung cepat dan mencapai kesetimbangan kurang dari 16 menit. Model kinetika adsorpsi uranium oleh komposit ADP/zeolit model pseudo-orde kedua. Variabel pH menunjukkan adsorpsi uranium nitrat oleh komposit ADP/zeolit optimum pada pH 7. Komposit ADP/zeolit menunjukkan peningkatan kemampuan adsorpsi terhadap uranium dibandingkan dengan zeolit alam. Komposisi penyusun komposit ADP/zeolit didapatkan pada perbandingan ADP<em> </em>: zeolit masing-masing adalah 1:1.</p><p><strong>Kata kunci</strong>: Komposit, zeolit, <em>ammonium dihydrogen phosphate</em>, uranium terlarut, adsorpsi.</p>Yuli PurwantoDwi Luhur Ibnu SaputraMirawaty MirawatyUntung SugihartoWati WatiJaka RachmadetinPungky Ayu Artiani
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-12-272023-12-272929510410.17146/urania.2023.29.2.6974ADSORPSI URANIUM MENGGUNAKAN Na DAN Zr – MONTMORILLONITE
https://jurnal.batan.go.id/index.php/urania/article/view/6979
<p>Montmorillonite dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengolahan limbah uranium secara adsorpsi. Kation pada <em>interlayer</em> montmorillonite dapat digunakan untuk pertukaran ion dengan uranium. Limbah cair uranium berasal dari sisa proses ekstraksi uranium untuk pengambilan radioisotop molibdenum-99<em> </em>dan juga pada proses pelarutan <em>yellow cake</em> yang masih mengandung sedikit uranium. Tujuan penelitian ini adalah memodifikasi Na-montmorillonite dengan penambahan <em>z</em><em>irconium(IV) </em><em>o</em><em>xychloride </em><em>o</em><em>ctahydrate </em>(ZrOCl<sub>2</sub>.8H<sub>2</sub>O) untuk meningkatkan efisiensi adsorpsinya terhadap uranium. Modifikasi montmorillonite dikarakterisasi dengan XRD dan XRF. Kinetika adsorpsi uranium ditentukan dengan variasi waktu kontak 10, 30, 60, 120, 180, 300, 360, 420 dan 480 menit kemudian ditentukan laju kinetika adsorpsi <em>pseudo </em>orde pertama dan orde kedua. Efisiensi adsorpsi uranium optimum ditentukan dengan variasi pH 3, 5, 7 dan 9. Hasil kurva plot <em>pseudo </em>orde pertama dan orde kedua menunjukan bahwa Na dan Zr-montmorillonite berada pada plot orde kedua dengan konstanta (k<sub>2</sub>)<em> </em>adalah 0,000354 dan 0,000458 (g/mg.min). Adsorpsi uranium oleh Na-montmorillonite terjadi pada pH 5 sebesar 93,68 % dan Zr-montmorillonite pada pH 7 sebesar 96,52%. Zr–montmorillonite diperoleh nilai Kd masing-masing sebesar 23,42x10<sup>3</sup> dan 48,26x10<sup>3</sup> mLg. Modifikasi Zr dapat meningkatkan efisiensi dan kinetika adsorpsi uranium sehingga berpotensi sebagai alternatif adsorben untuk pengolahan limbah uranium cair.</p><p><strong>Kata kunci</strong>: Adsorpsi, Na-montmorillonite, Zr-montmorillonite,<em> zirconium(IV) oxychloride octahydrate, </em>larutan<em> </em>uranium</p>Dwi Luhur Ibnu SaputraYuli PurwantoRisdiyana SetiawanMoh. Cecep Cepi HikmatNayandra Dias FadillaPratiwi AyuningtyasMalik MusthofaMirawaty MirawatyJaka Rachmadetin
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-12-272023-12-2729210511410.17146/urania.2023.29.2.6979ANALISIS PERILAKU ISOTERM, TERMODINAMIKA, DAN KINETIKA ADSORPSI STRONTIUM MENGGUNAKAN TiO2 – ZEOLIT LAMPUNG
https://jurnal.batan.go.id/index.php/urania/article/view/6840
<p>Bahan bakar nuklir setelah digunakan di reaktor menghasilkan beberapa hasil fisi, dimana salah satunya adalah strontium (<sup>90</sup>Sr). Isotop strontium dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan baterai, tetapi strontium tersebut masih tercampur dengan hasil fisi atau isotop lainnya sehingga diperlukan proses pemisahan. Salah satu metode pemisahan strontium adalah dengan adsorpsi. Dalam penelitian ini, campuran TiO<sub>2</sub>-zeolit Lampung dievaluasi kinerjanya sebagai adsorben sehingga dapat digunakan untuk adsorpsi strontium. Zeolit Lampung awal diaktivasi menggunakan asam sulfat pekat untuk membersihkan pori-pori yang masih mengandung pengotor. Kemudian zeolit dicampurkan dengan TiO<sub>2</sub> menggunakan metode <em>stir casting</em>. Adsorben TiO<sub>2</sub>-zeolit Lampung yang diperoleh kemudian dikarakterisasi menggunakan <em>F</em><em>ourier </em><em>T</em><em>ransform </em><em>I</em><em>nfrared</em> (FTIR), <em>X-Ray Diffraction Spectrometer </em>(XRD), dan <em>Scanning Electron Microscope</em> (SEM). Setelah itu dilakukan uji adsorpsi dengan model isoterm, termodinamika, dan kinetika. Terbentuknya TiO<sub>2</sub>-zeolit yang dicirikan menggunakan spektroskopi FTIR ditunjukkan dengan adanya puncak serapan Ti-O-Si pada zeolit Lampung setelah ditambahkan TiO<sub>2</sub>. Hasil analisis menggunakan XRD memperlihatkan zeolit Lampung berjenis klinoptilolit dan mordenit, serta TiO<sub>2</sub> yang digunakan memiliki fase anatase. Hasil analisis menggunakan SEM mengindikasikan TiO<sub>2</sub> tersebar pada permukaan zeolit Lampung. Model isoterm adsorpsi untuk adsorben TiO<sub>2</sub>-zeolit memenuhi model isoterm Langmuir. Kajian termodinamika menunjukkan proses adsorpsi bersifat endoterm dan tidak spontan, dan kinetika adsorpsi strontium mengikuti orde kedua semu.</p><p><strong>Kata kunci</strong>: Isoterm, adsorpsi, strontium, TiO<sub>2</sub>, zeolit.</p>M. Fiqri SholahudinHenny PurwaningsihErlina NoerpitasariBoybul BoybulYanlinastuti Yanlinastuti
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-12-272023-12-2729211512410.17146/urania.2023.29.2.6840