PENGARUH METODE PEMISAHAN PELARUT DALAM GEL TERHADAP SIFAT FISIK TITANIA-ALUMINA SEBAGAI PENYANGGA KATALIS

Silvester Tursiloadi(1), Dewi Sondari(2), Nino Renaldi(3), Hiroshi Hirashima(4),


(1) 
(2) 
(3) 
(4) 
Corresponding Author

Abstract


PENGARUH METODE PEMISAHAN PELARUT DALAM GEL TERHADAP SIFAT FISIK TITANIA-ALUMINA SEBAGAI PENYANGGA KATALIS. TiO2-Al2O3 gel monolitik dalam nisbah mol 0,2 untuk TiO2 dan 0,8 untuk Al2O3 telah dibuat dengan cara hidrolisis dari aluminium sec-butoksida, Al (OC4H9sec)3 dan titanium isopropoksida Ti(OC3H7iso)4 dalam larutan n-propanol dengan katalis asam. Pemisahan pelarut dalam gel dilakukan dengan dua cara, pertama pengeringan pada tekanan atmosfer hingga terbentuk xerogel. Kedua, pemisahan pelarut pada kondisi CO2 superkritik, hingga terbentuk aerogel. Terbentuknya gugus Ti-O, salah satu dari titanium dioksida atau jaringan polimer –Ti-O-Ti-O-Al-O- ditunjukkan dengan adanya puncak antara 500 dan 900 cm-1 yang tajam tetapi lebar pada spektrum infra merah. Puncak yang kuat pada 1635 cm-1 menandakan adanya gugus –OH uluran yang merupakan derajat yang tinggi dari permukaan hidroksilasi. Volume kumulatif pori-pori dari xerogel sangat kecil jika dibandingkan dengan aerogel hasil pemisahan pelarut pada kondisi CO2 superkritik. Fase anatase TiO2 tidak terbentuk selama proses kristalisasi hingga kalsinasi sampai suhu 1000oC. Pengkristalan alumina terjadi secara langsung dari fasa amorf Al2O3 ke fasa α-Al2O3 dan fasa-fasa antara θ- dan γ-Al2O3 tidak teramati. Dari hasil tersebut dapat diperkirakan bahwa selama kalsinasi partikel TiO2 terpisah dari partikel Al2O3 membentuk inti atom rutil sebelum terbentuknya kristal α-Al2O3. Karena itu pembentukan fasa rutile TiO2 akan mempercepat terbentuknya fasa α-Al2O3. Keasaman campuran titania alumina setelah dikalsinasi pada suhu 500 oC lebih tinggi daripada oksidanya masing-masing, yaitu TiO2 dan Al2O3. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya asam Lewis dari campuran titania-alumina.

Keywords


Katalis, Gel, Monolitik, Titania, Alumina, Superkritik, Kristal, Penyangga

Full Text: PDF (Bahasa Indonesia)

DOI: 10.17146/jsmi.2003.4.2.4882