PENGARUH SUHU KALSINASI PADA PROSES DEKOMPOSISI DOLOMIT

Ahmad Royani(1), Eko Sulistiyono(2), Deddy Sufiandi(3),


(1) Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI
(2) Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI
(3) Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI
Corresponding Author

Abstract


PENGARUH SUHU KALSINASI PADA PROSES DEKOMPOSISI DOLOMIT. Proses dekomposisi dolomit menjadi MgO dan CaO merupakan proses penting mengingat kedua oksida tersebut banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Untuk melihat pengaruh suhu proses kalsinasi terhadap dekomposisi dolomit menjadi MgO dan CaO, maka dilakukan kalsinasi. Proses kalsinasi menggunakan tungku Muffle furnace dengan suhu sebesar 500oC, 600 oC, 700oC, 800 dan 900oC. Sebanyak kurang lebih 100 gram/sampel dolomit dimasukkan dalam tungku dan dipanaskan dengan laju pemanasan 10 oC/menit pada berbagai suhu yang kemudian ditahan masing-masing selama 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 dan 5 jam. Produk kalsinasi kemudian ditimbang dan dikarakterisasi dengan X-Ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil percobaan menunjukkan kalsinasi dolomit semakin meningkat seiring dengan kenaikkan suhu kalsinasi. Proses kalsinasi dolomit optimum tercapai pada suhu 900oC selama 4 jam dengan pengurang berat mencapai 46,74 %. Berdasarkan perhitungan stoikiometri pengurangan berat 46,74 % menunjukkan bahwa 97,78 % dolomit terdekomposisi menjadi MgO dan CaO. Pembentukan fasa MgO dan CaO dari dolomit melalui dua tahapan yaitu tahapan pembentukan fasa MgO-CaCO3 pada suhu 700 oC dan tahapan pembentukan CaO pada suhu 800oC - 900oC. Kesimpulan yang didapatkan dari proses kalsinasi dolomit ini adalah peningkatan suhu kalsinasi dapat meningkatkan proses dekomposisi dolomit menjadi fasa MgO dan CaO.

Keywords


Dekomposisi, Kalsinasi, Dolomit, Perubahan fasa

Full Text: PDF (Bahasa Indonesia)

DOI: 10.17146/jsmi.2016.18.1.4186