PEMILIHAN TEKNOLOGI DESALINASI NUKLIR DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Siti Alimah, Sudi Ariyanto, Erlan Dewita, Budiarto Budiarto, Geni Rina Sunaryo

DOI: http://dx.doi.org/10.17146/jpen.2009.11.1.1427

Sari


ABSTRAK

PEMILIHAN TEKNOLOGI DESALINASI NUKLIR DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Saat ini, kebutuhan listrik di Kalimantan Timur (Kaltim) meningkat dengan kecepatan 12% per tahun. Karena pasokan listrik yang dihasilkan PT. PLN meningkat 8,5% per tahun, maka mengakibatkan terjadinya krisis listrik di daerah tersebut. PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) dapat merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Demikian pula halnya dengan ketersediaan air bersih, pasokannya juga lebih sedikit dari pada kebutuhan. Sehingga memerlukan suatu upaya yang serius. Desalinasi nuklir adalah suatu proses memisahkan garam terlarut dari air laut atau air payau, yang dikopel dengan PLTN untuk memproduksi air bersih. Ada beberapa jenis teknologi desalinasi yang umum digunakan di dunia, diantaranya MSF (Multi-Stage Flash Distillation), MED (Multi-Effect Distillation) and RO (Reverse Osmosis). Makalah ini menyajikan hasil studi suatu pemilihan teknologi desalinasi untuk memperoleh solusi yang optimal. Pemilihan dilakukan berdasarkan pada pertimbangan 13 parameter penting yang diperkirakan sangat berpengaruh dalam menentukan pemilihan teknologi desalinasi nuklir dengan faktor pembobotan yang mempunyai kisaran 1 sampai 4. Teknologi yang dipilih adalah yang mempunyai nilai bobot paling tinggi. Hasil studi memperlihatkan bahwa MED mempunyai nilai bobot yang paling tinggi yaitu 39, diikuti nilai bobot 36 untuk RO dan 33 untuk MSF. Karena diperlukan air dengan kualitas sekitar 1 ppm untuk memasok PLTN dan untuk memasok kebutuhan masyarakat diperlukan air dengan kualitas dibawah 1000 ppm maka sistem hibrid MED-RO merupakan pilihan optimum untuk memproduksi air bersih.

Kata kunci : teknologi desalinasi, MSF, MED, RO, air bersih, kopel, PLTN

 

ABSTRACT

SELECTION OF NUCLEAR DESALINATION TECHNOLOGY IN EAST KALIMANTAN PROVINCE. Nowdays, electricity demand in East Kalimantan increases with a rate of 12% per annum. Since the electricity supply produced by PT.PLN increases 8,5% per annum, then it can consequently an occurrence of electricity shortage in the region. NPP may be regarded as one viable option to overcome the problem. In case of fresh water availability, the supply is also less than the demand. Therefore, a serious effort is necessary. Nuclear desalination, which is a process of separating dissolved salts of seawater or brackish water, can be coupled to the NPP to produce fresh water. There are some desalination technology commonly used in the world i.e.MSF (Multi-Stage Flash Distillation), MED (Multi-Effect Distillation) and RO (Reverse Osmosis). This paper shows the study result of selection for desalination technology to obtain the optimum solution. The selection is done based on the thirteen important parameters, which are estimated to affect on determine technology option on the nuclear desalination with a weighing factor with ranges from 1 to 4. The most favourable technology is that with the highest point. The result show that MED has highest weighing factor that is 39, followed 36 for RO and 33 for MSF. Since the water quality requirement to supply NPP is about 1 ppm and to supply public demand is below 1000 ppm, so a hybrid system of MED-RO is optimum option to produce fresh water.

Keywords: desalination technology, MSF, MED, RO, fresh water, coupling, NPP


Teks Lengkap:

PDF

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.