Penurunan Kadar Torium dan Radioaktivitas dalam Limbah Cair Proses Pengolahan Monasit PLUTHO Menggunakan Koagulan FeSO4

Dany Poltak Marisi, Suprihatin Suprihatin, Andes Ismayana

DOI: http://dx.doi.org/10.55981/eksplorium.2018.4276

Abstract


Pemisahan unsur radioaktif dan logam tanah jarang yang dilakukan di PLUTHO menghasilkan limbah yang masih mengandung torium dan uranium. Limbah yang dihasilkan memerlukan pengolahan lanjutan agar ramah lingkungan. Tujuan penelitian adalah menurunkan kadar torium dan radioaktivitas dalam limbah cair proses pengolahan monasit pilot plant PLUTHO menggunakan koagulan fero sulfat. Pilot Plant PLUTHO merupakan suatu fasilitas yang didirikan untuk untuk memisahkan uranium, torium, dan logam tanah jarang (LTJ) dari mineral monasit dan mineral lainnya dalam skala pilot. Perlakuan variasi yang dilakukan pada penelitian adalah dosis koagulan dan pH. Pengukuran kadar torium dilakukan dengan metode Spektrofotometer UV-Vis, sedangkan pengukuran radioaktivitas dilakukan dengan alat ukur radiasi Ludlum Model 1000 Scaler. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum koagulasi pada pH 8,0 dengan dosis koagulan FeSO4 225 mg/L yang dapat menurunkan kadar torium sebesar 45,20 % dan menurunkan radioaktivitas sebesar 100 % dari kadar torium dan radioaktivitas awal yaitu 0,73 mg/L dan 1,35 Bq/g.

 

The separation of radioactive and rare earth mineral carried out in PLUTHO produces waste that still contains thorium and uranium. The resulting waste requires further processing to be environmentally friendly. The purpose of study is to reduce thorium content and radioactivity in liquid waste of PLUTHO monazite treatment process using ferro sulphate coagulant. PLUTHO Pilot Plant is one of facility that built to dissociate uranium, thorium and light rare earth from mineral of monazite. Variations of treatments applied in the research are coagulant dosage and pH. Thorium content is measured by Spectrophotometer UV-Vis method, whereas radioactivity is measured by radiation counting meter Ludlum Model 1000 Scaler. The result shows that the optimum condition of coagulation is in pH 8,0 with concentration of ferro sulphate 225 mg/L which may reduce thorium content up to 45,20 % and reduce radioactivity to 100 % out of its initial thorium content and radioactivity as much as 0,73 mg/L and 1,35 Bq/g, respectively.


Keywords


limbah cair, monasit, FeSO4, torium, radioaktivitas

References


[1] S.J. Suprapto, “Tinjauan Tentang Unsur Tanah Jarang”, Buletin Sumber Daya Geologi, Pusat Sumberdaya Geologi, Bandung, 1-11,2009.

[2] Sumarni, R. Prassanti R, K. Trinopiawan, Sumiarti, L.N. Hafni, “Penentuan Kondisi Pelarutan Residu dari Hasil Pelarutan Parsial Monasit Bangka”, Eksplorium, 32,115-124, 2011.

[3] M. Anggraini, “Proses Pemisahan Unsur Radioaktif dan Unsur Logam Tanah Jarang Pada Slag II Peleburan Timah”, Tesis Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, 2016.

[4] I. Gaballah, E. Allain, M. Meyer-Joly, K. Malau, “A possible Methode for the Characterization of Amophous Slags : Recovery of Refractory Metal Oxide from Tin Slags”, Metall. Trans. B, 249–259, 1992

[5] C. Suhendar, “Penggunaan Tanah dalam Penurunan Konsentrasi Ion Ni2+ dan Cr6+ dari Limbah Elektroplating dengan Metode Jar Test”, Tesis Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2012

[6] D.P. Marisi, “Optimalisasi Jenis Koagulan dalam Pengolahan Limbah Cair Bahan Pewarna Tekstil Melalui Proses Koagulasi dan Flokulasi”, Skripsi Universitas Sahid, Jakarta, 2012.

[7] Z. Salimin, “Proses Kimia Pengolahan Limbah Korosif Radioaktif dari Fabrikasi Bahan Bakar Nuklir”, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah, Yogyakarta, 1995.

[8] S. Putra, S. Rantjono, T. Arifiansyah, “ Optimasi Tawas dan Kapur untuk Koagulasi Air Keruh dengan PenandaI-131”, Prosiding Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir; Yogyakarta, 2009.

[9] S. Yuliati, “Proses Koagulasi-Flokulasi pada Pengolahan Tersier Limbah Cair PT. Capsugel Indonesia”, Skripsi Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2006.

[10] P.P.D.K. Wulan, Dianursanti, M. Gozan, W.A. Nugroho, “Optimasi Penggunaan Koagulan pada Pengolahan Air Limbah Batubara”, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan, Yogyakarta, 2010.

[11] Z. Hamzah, T. N. T. M. Rosli, A. Saat and K. Wood, “An Assesment Of Natural Radionuclides In Water Of Langat River Estuary, Selangor”, Advancing Nuclear Research and Energy Development, Malaysia, 2014.

[12] S.W. Rachmawati, B. Iswanto, Winarni, “Pengaruh pH pada Proses Koagulasi dengan Koagulan Aluminium Sulfat dan Ferri Klorida”, Jurnal Teknologi Lingkungan, 5(2), 40-45, 2009.

[13] G. Alaerts, S.S. Santika, Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional, 1987.

[14] I. A. Bhatti, M. A. Hayat, and M. Iqbal, “Assesment of Thorium In The Environment (A Review)”, Jurnal Chemistry Social Pakistan, Pakistan, 2012.

[15] Sunardi dan K. Wijayanti, “Pengolahan Limbah Besi Bengkel Bubut Menjadi Koagulan untuk Penjernihan Air”, Prosiding Seminar Nasional KPK II, Surakarta, 2010.

[16] W. Donald, Soundstrom, H.E. Klei, Wastewater Treatment. New Jersey: Prentice-Hall Int. Inc, 1979.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Google Scholar Logo SINTA Logo Logo GARUDA


Copyright EKSPLORIUM: Buletin Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir (e-ISSN 2503-426x p-ISSN 0854-1418)

National Research and Innovation Agency (BRIN), KA. B.J. Habibie, Jl. M.H. Thamrin No.8, Jakarta, 10340, Indonesia.